BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Mendengar kata sejarah saja kita langsung berpikiran bahwa sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian di masa lampau. Dengan adanya pikiran seperti itu kebanyakan orang berpendapat bahwa sejarah tidak perlu dipelajari dan diperhatikan karena tidak ada gunanya. Meskipun demikian pada kenyataannya sejarah terus saja ditulis orang disemua peradaban di dunia, dengan adanya hal tersebut sebenarnya sangat cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu sangat perlu untuk dipelajari dan ditulis. Tapi mereka yang meragukan hasil peradaban manusia ini perlu mengetahui sejarah itu sangat berguna baik secara intrinsik dan ekstrinsik, secara intrinsik sejarah itu berguna sebagai pengetahuan seandainya bila sejarah tidak ada gunanya secara ekstrinsik, berarti tidak ada sumbagannya diluar dirinya, cukup dengan nila-nilai intrinsik saja. Akan tetapi didasari atau tidak, ternyata bahwa sejarah ada di mana-mana dan banyak peminatnya yang ingin mengetahui tentang sejarah.
Dengan melihat keadaan ini maka perlu ditanamkan sikap untuk menghargai sejarah pada generasi muda, supaya terbina rasa cinta terhadap sejarah yang pada akhirnya dapat memupuk rasa nasionalisme pada generasi muda bangsa Indonesia.
Untuk dapat memupuk rasa nasionalisme pada genarasi muda maka dari sekolah dasar sampai sekollah menengah umum harus diberikan mata pelajaran sejarah. Bahan yang dipelajari oleh siswa yaitu mengenai tahun terjadinya peristiwa dan tokoh, dikarenakan yang dipelajari hanya peristiiwa, tahun dan tokoh, menjadikan persepsi anak didik mengenai mata pelajaran sejarah hanya berupa hafalan sehingga pada akhinya anak didik kurang tertarik lagi pada mata pelajaran sejarah dan pelajaran yang lain.
Dengan adanya hal seperti itu maka guru sejarah mengalami kesulitan dikarenakan siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran sejarah, sehingga pelajaran sejarah dianggap kurang penting dan dianggap mudah oleh siswa sendiri, selain itu juga pelajaran sejarah sering dianggap sebagai mata pelajaran pelengkap saja. Dalam hal ini pelajaran sejarah tidak diikut sertakan dalam EBTANAS maupun ujian tengah semester
Dengan adanya seperti ini menjadikan mata pelajaran sejarah dinilai oleh masyarakat awam sebagai mata pelajaran yang tidak setara dengan tingkatan mata pelajaran yang lain miisal: Fisika, Bahasa Inggris, biologi, padahal dengan mata pelajaran sejarah nilai-nilai kebangsaan bisa ditanamkan. Anggapan yang meremehkan pelajaran sejarah itu, menjadikan siswa kurang beminat dalam mengikuti proses belajar-mengajar sejarah. Di sinilah peranan guru terkhusus guru bidang sejarah sangat berperan dalam membangkitkan semangat para anak didiknya agar mencintai dan berminat terhadap pelajaran sejarah. Dengan begitu anak didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila para anak didik benar-benar ingin mengetahui dan menyadari sepenuhnya tentang nilai dan kegunaan dari sesuatu yang bisa dipelajari oleh para siswa mengenaii sejarah, supaya bisa mengetahui peristiwa dimasa lampau dan masa sekarang.
b. Deskripsi masalah
Di dalam melakukan penelitian, peneliti mengenal beberapa metode antara lain: metode diskusi, tanya jawab, ceramah, dan penugasan yang dapat kita terapkan dalam mengajar. Pada hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh dua factor yaitu: factor siswa dan factor lingkungan, salah satu factor lingkungan yang besar sangat mempengaruhi prestasi belajar adalah kualiitas pengajaran.
Dalam kualitas pengajaran ditentukan oleh efektif tidaknya, proses dalam mencapai tujuan sangat tergantung pada metode yang digunakan. Apakah metode yang digunakan sudah tepat atau masih memakai metode klasik, dan ada beberapa factor yang mempengaruhi minat belajar sejarah, maka dalam penelitian hanya dibatasi pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah disekolah(SMK DHARMA PARAMITHA).
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami penelitian diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1) Minat belajar adalah usaha untuk mempelajari suatu bidang studi supaya mendapat pengalaman sehingga terjadi perubahan pada diri sekarang.
2) Prestasi belajar sejarah yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada “materi pelajaran sejarah” masing-masing kelas 1 yang diajarkan pada semester 1 kemudian ditunjukkan oleh nilai atau skor dalam mengerjakan tes prestasi belajar sejarah yang dibuat oleh peneliti.
3) Permasalahan pokok, yang akan diungkapkan dalam penelitian hanya dibatasi pada mengetahui Hubungan prestasi belajar sejarah antara siswa yang diajar dengan minat belajar sejarah .
c. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi pelajaran sejarah di kelas?
d. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan antara minat mengikuti aktivitas belajar di dalam kelas dengan pretasi belajar sejarah.
2. Untuk menjelaskan tentang informasi ada tidaknya hubungan minat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan sejarah yang diberikan oleh guru terhadap prestasi belajar sejarah.
3. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan antara minat membaca bacaan yang ada kaitannya dengan sejarah dengan prestasi belajar sejarah
e. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Menambah pengalaman atau wawasan untuk penelitian sendiri, sebelum terjun dalam dunia pendidikan
2. Menjadi saran kepada calon guru (mahasiswa FKIP), tentang peranan minat didalam menentukan prestasi belajar siswa
3. Mengoptimalkan potensi siiswa dalam belajar, karena guru akan semakin tepat dan efisien dalam memberikan bimbingan kepada siswa.
4. Menjadi saran kepada guru tentang pentingnnya minat siswa terhadap sejarah bagi prestasi mata pelajaran sejarah
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Minat
Minat adalah gejala kejiwaan yang behubungan dengan sikap subyek (suka, senang, tertarik) terhadap obyek, manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan tidak memiliki semuanya yang ada, kekurangan tersebut dirasakan pula oleh anak. Anak-anak mempunyai kebutuhan akan makan, pakaian, begitu pula dengan kebutuhan tentang pengetahuan, gambaran serta pengertian, dan juga bahasa, perasaan, cinta.1
Selain itu masih ada lagi pengertian tentang minat yaitu:
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktiivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.2 Menurut Hilgrad “interest is presisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content.”
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan atau kecenderung yang muncul dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu aktivitas.
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan. Kemauan disini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat dapat mencapai sesuatu, kemauan merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dan fungsinya adalah bertautan dengan pikiran dan perasaan.3
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang-bidang /hal –hal tertentu merasa senang berkecimpung pada bidang-bidang tertentu.4 Minat diikuti dengan perasaan senang dan dari situlah memperoleh kepuasan.
Sehubungan dengan uraian tentang pengertian diatas maka minat juga berarti sebagai suatu terhadap sikap objek atas dasar adannya kebutuhan yang mempunyai hubungan langsung, sehingga minat dapat mengarahkan pada perbuatan suatu tujuan yang merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar:
a. Perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan minat stabil
b. Kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah, namun karena luasnya lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah
c. Faktor budaya, anak dapat kesempatan dari orang tua dan guru untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya, mereka dianggap minat yang sesuai.
d. Lingkungan sosial, minat anak menjadi kuat apabila di lingkungan sosialnya hampir ada kesamaan minat akan sesuatu. 5
Dalam buku W.S Winkel 6 dikatakan bahwa minat adalah kecederungan yang agak menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu, sehingga bisa dikatakan bahwa minat adalah keinginan yang tinggi terhadap suatu pelajaran. Hal tersebut tampak dalam keinginan untuk mengetahui sesuatu. Minat yang terdapat dalam diri anak didik merupakan inventasi yang utama dalam proses belajar sehingga pelajaran yang diberikan oleh guru akan berhasil dengan baik apabila siswa tersebut terdapat minat pada pelajaran sejarah. Minat tidak dibawa sejak lahir tapi melainkan diperoleh dari pengalaman belajar. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dapat mempengaruhi hasil belajar, jadi minat adalah hasil belajar dan akan menyokong belajar selanjutnya.
2. Belajar
Ada beberapa definisi tentang belajar:
Belajar merupakan aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Belajar menghasilkan perubahan dalaam pengetaahuan, pemahaman dan nilai sikap terhadap perubahan tingkah laku anak didik.
Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu melalui latihan dan pengalaman sehingga terjadi perubahan pada diri sekarang.7
Belajar adalah suatu proses usaha yag dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tiingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.8
Belajar merupakan kegiatan proses dan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam tiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Hal tersebut berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat terrgantung pada proses belajar siswa, baik ketika berada disekolah maupun dilingkungan dan keluarga.
Dengan belajar mengakibatkan adanya perubahan yang tadinya belum bisa menjadi bisa yag terjadi dalam jangka waktu tertentu. Adanya perubahan yang ilmiah menandakan bahwa seseorang telah belajar. Tentu saja belajar disini mempunyai sifat relative konstan dan berbekas.
Belajar merupakan hal yang paling penting dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan sebagai sesuatu proses belajar hampir seluruh tempat yang luas dalam lingkungan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan.
Ciri-ciri belajar menurut Sunardi Suryabrata:
a. Belajar adalah aktivitas yang membaca perubahan
b. Perubahan itu ada pokoknya yaitu didapatkannya kecakapan baru yang berlaku dalam relatif lama
c. Perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja9
Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini:
a. Dalam belajar terhadap perubahan tingkah laku , baik tingkah laku yang dapat diamati maupun yang tidak diamati secara langsung
b. Dalam belajar perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif, afektif, psikomotorik, dan campuran
c. Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
d. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman dan latihan. 10
Para ahli pendidikan sering mengatakan bahwa belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang diberbagai tingkat pendidikan. Pendidikan formal sangat penting karena merupakan dasar untuk menempuh pendidikan non formal.11
3. Belajar Sejarah
Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk mengerahakan segala aspek yang ada pada dirinya baik fisik maupun psikis, dalam belajar akan berhasil dengan baik apabila pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Proses belajar seperti yang terjadi dilalui oleh siswa. Fase-fase tersebut meliputi:
• Fase motivasi
• Konsentrasi
• Mengolah
• Meyimpan dan menggali prestasi dan Umpan balik
Menurut Kuntowijoyo sejarah adalah rekontruksi masa lalu. Dan yang dimaksud dengan rekontruksi adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami seseorang.12
Berdasarkan pengertian tersebut maka belajar sejarah adalah proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan tentang peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam belajar sejarah tidak hanya menyangkut pengetahuan tapi juga menyangkut kesadaran. Maka untuk meningkatkan kualitas pengajaran sejarah proses belajar mengajar yang selama ini monoton artinya anak disuruh duduk diam dan mendengarkan sebaiknya dikombinasikan menjadi dua arah (anak diaktifkan)dalam proses belajar mengajar disekolah.13
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Muhibin Syah merupakan tingkat keberhasilan yang diperoleh lewat evaluasi, sering muncul istilah Tes Hasil Belajar (THB)dan Tes Prestasi Belajar (TPB). THB dan TPB merupakan alat ukur untuk menentukan taraf /tingkat keberhasilan sebuah program pengajaran14 sehingga dalam usaha mengetahui suatu hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan adanya evaluasi dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar itu dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar itu tercapai dan akan diketahui bantuan yang diperlukan bila tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Prestasi biasanya menggunakan lambang angka, hal tersebut disebabkan karena penguasaan bahan pelajaran tentang fakta dari ilmu pengetahuan tertentu akan mudah dinilai yaitu dengan menggunakan tes hasil belajar. Sehingga dengan adanya laporan hasil belajar akan dapat diketahui tentang prestasi yaitu apakah siswa itu berhasil belajar atau tidak, sesuai dengan rata-rata kelas atau justru siswa tersebut akan tertinggal dengan teman-temannya. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto bahwa prestasi belajar adalah hasil pengolahan output dari suatu tranformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi pelajaran sejarah. 15
Dalam prestasi di sekolah pada umumnya tergantung pada tingkat kecerdasan/intelegensi dari siswa itu sendiri, sehingga siswa itu sendiri. Siswa dengan memiliki tingkat IQ tinggi tentu saja akan berprstasi belajar baik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah:
1. Faktor bawaan : hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa faktor bawaan akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak/siswa.
2. Faktor lingkungan : dalam hal ini yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang antara lain; gizi yang seimbang.
Selain itu yang berpengaruh terhadap prestasi siswa adalah motivasi. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu, dimana dalam hal ini motivasi dapat memberikan dorongan kepada siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga kita sering menjumpai siswa yang mempunyai motivasi untuk berprestasi disekolah, apabila mereka mendapat rangking kemudian oleh guru dan teman-teman diberikan pujian, hadiah dan nilai yang baik16. maka prestasi belajar merupakan hasil pengetahuan yang diperoleh dari pelajaran disekolah dan biasanya diukaur dengan tes yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian prestasi belajar adalah wujud dari perkembangan kemampuan siswa. Sedangkan prestasi yang telah dicapai oleh siswa dapat berubah atau tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan yang dialami siswa itu sendiri.
5. Prestasi Belajar Sejarah
Suatu hasil yang diperoleh sebagai akibat adanya belajar sejarah. Dalam usaha memperoleh suatu hasil belajar, sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadaphasil belajar yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung proses belajar yang diberikan agar bisa mencapai hasil yang diharapkan.
Prestasi belajar sejarah merupakan bukti pengusaan siwa terhadap materi pelajaran sejarah, yang disampaikan Guru disekolah. Prestasi belajar sejarah, yang dicapai siswa dipengaruhi oleh kondisi dan kemampuan belajarnya. Siswa yang rajin, tekun, disiplin, dalam belajar cenderung tidak mengalami banyak kesulitan dalam mengerjakan test prestasi belajar, sebaliknya siswa yang malas akan menemui banyak kesulitan dalam mengerjakan test.
Berkaitan dengan uraian diatas, yang dimaksud dengan prestasi belajar sejarah dalam penelitian ini, adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui test sejarah yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka.
B. Kerangka Berpikir
Minat belajar sejarah merupakan rasa suka, rasa tertarik, rasa tidak mudah terhadap keinginan untuk melakukan perubahan sendiri dalam tingkah lakunya, melalui pengalaman dengan tujuan yang terarah. Sehingga dapat menanamkan pengalaman tentang adanya perkembangan masyarakat masa lampau sampai sekarang agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta dapat memperluas wawasan hubungan masyarakat antara bangsa di dunia.
1. Hubungan antara kesenangan atau minat mengikuti belajar dengan prestasi belajar sejarah.
Dalam hal ini siswa yang mengikuti aktivitas belajar sejarah di kelas akan selalu aktif dan berpatisipasi dengan memperhatikan yang diajarkan oleh guru dan bahan yang mudah lupa diusahakan untuk dicatat serta muncul keinginan untuk bertanya bila tidak jelas supaya prestasi yang dicapai akan lebih baik.
Dengan demikian bila siswa melakukan satu hal maka siswa yang berminat belajar sejarah dengan begitu prestasi belajar sejarah pun akan lebih baik, tapi kalau tiadak ada minat maka prestasi belajar sejarah akan menjadi buruk.
Maka untuk memperjelas dari hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
X1 y keterangan: X1: minat akan mengikuti aktifitas
belajar dikelas
Y: prestasi belajar sejarah
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
Adanya hubungan yang positif antara minat belajar siswa dengan prestasi pelajaran sejarah di kelas.
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi Peneltian dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa klas I SMK Dharma Paramitha Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006.
Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas I. Dipilihnya kelas I sebagai tempat penelitian, karena berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. kelas I merupakan taraf penyesuaian diri dari perpindahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar