Budaya instan sendiri adalah kebiasaan melakukan sesuatu secara langsung dan cepat, tanpa pemikiran dan persiapan yang lama, bisa juga kebiasaan melakukan sesuatu yang secara cepat untuk memperoleh hasil yang cepat pula
Bahaya budaya instan yang merebak di masyarakat Indonesia;
1. Merebaknya konsumerisme atau gaya hidup yang konsumtif, tanpa disadari masyarakat Indonesia menghidupi prinsip aq belanja maka aq ada ini jelas terbukti ketidak berdayaan masyarakat menolak ajakan berbelanja.
2. menyebarnya virus afluenza jelas berbeda dengan influenza yang menyerang raga sedangkan afluenza adalah penyakit social yang berwujud pemilikan harta-benda,dan kemudahan hidup secara berlebihan, bahkan jauh melebihi kebutuhan normalnya.
3. Suburnya hedonisme yakni paham atau gaya hidup yang semata-mata hanya mengejar kesenangan. Peradaban manusia berkembang mengahsilakan teknologi yang mengagumkan dalam berbagai bidang. Dan seharusnya kemajuan teknologi ini dilandasi kehendak manusia untuk mengolah alam da kehidupan secara lebih berhasil.
4. Terabaikan proses pudarnya etos kerja dan bekerja keras. Orang cendrung ingin meraih segala sesuatu dengan serba cepat. Bahaya besar jika terabaikan proses pudarnya etos kerja dan bekerja keras itu sangat melanda dunia pendidikan sekarang ini. contoh kasus ijazah illegal yang baru saja terungkap di STKIP CS Bantul, Yogyakarta ini bukti tak terbantahkan bahaya dunia pendidikan saat ini maupu yang akan datang. Kebiasaan mengabaikan proses etos bekerja, belajar sungguh telah melanda mahasiswa pada masa sekarang dengan berburu materi di internet, bahkan mereka membuat makalah atau skripsi dengan cara copy paste. Jelas telah merusak pendidikan sebagai proses formation atau pemanusiaan manusia yang didengungkan oleh Prof.Dr. N Drijarkara.
5. Mencuatkan kedangkalaan dan raibnya kedalaman hakiki, kehidupan di kota besar sebagai pusat budaya instan bahkan menuntut ritme kerja serba cepat.
6. Kuatnya materalisme dan krisis penghargaan atas martabat manusia. Materialisme adalah paham atau gaya hidup yang terlampau mengutamakan materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar